Kamis, 17 Maret 2011

Desain Grafis Secara Umum

Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi Visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).
Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.

Prinsip dan Unsur dalam desain
Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya. Unsur-unsur tersebut (termasuk shape, bentuk (form), tekstur, garis, ruang, dan warna) membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi ("proportion") dan kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas.


Pandangan terhadap pelaku Desain Grafis
Kebanyakan masayarakat menyebut desain grafis adalah orang yang pandai CorelDraw, Photoshop, Ilustrator, Freehand dll. Itu suatu kenyataan yang terjadi sebagai pada orang yang mengganggap seorang sudah bisa CorelDraw , Photoshop dll berarti sudah dapat disebut menjadi desainer grafis. Itu menurut saya adalah salah besar. Bayangkan saja, seorang baru bisa menggunakan CorelDraw, Photoshop, Freehand merasa sudah menjadi seorang desainer grafis. Kalau semua orang beranggapan seperti itu, bisa-bisa dunia desain grafis Indonesia bisa ancur berantakan.
Padahal seperti kita ketahui, Corel Draw, Freehand, atau Photoshop dan software pendukung Grafis Desain lainnya hanyalah sebagai alat/tools yang digunakan untuk mengimplementasikan suatu desain melalui komputer (digital). Tanpa software-software tersebut mana mungkin dapat menghasilkan karya desain seperti Desain Foto dan Desain Brosur yang sempurna bentuk maupun warnanya. Dan software-software ini memang menjadi andalan untuk desain, final artwork untuk cetak dan multimedia.

Di jaman serba digital saat ini, kemampuan mengopoperasikan software desain adalah mutlak untuk dipelajari dan diterapkan hasilnya. Tanpa kemampuan tersebut seorang desainer grafis akan mendapat kesulitan dalam mewujudkan ide-ide atau imajinasinya bahkan kesulitan untuk dapat bekerja sama dengan sebuah perusahaan Design Grafis/agency misalnya yang notabene semua hasil pekerjaan saat ini serba digital serta serba canggih.

Saat ini di beberapa kalangan setting adalah termasuk dalam desain. Ini juga termasuk pendapat yang salah kaprah bagi saya. Karena setting mempunyai pengertian adalah menyusun atau menata letak. Jadi pengertian Setting bukanlah Desain..!!!! Pada jaman dahulu sebelum seperti jaman sekarang ini, untuk mendesain sebuah huruf misalnya, kita harus menyeting huruf itu mau diletakan dimana dan mau bentuk huruf seperti apa itu masih menggunakan manual memakai kertas dan menempelkan tulisan atau huruf-huruf ke atas kertas dengan seting letak yang tepat.

Desain Grafis tidaklah semudah seperti itu, melainkan butuh ide dan imajinasi yang kuat untuk dapat membangun sebuah karya grafis yang indah. jika desain grafis itu mudah, kenapa harus ada akademi, universitas atau tempat kursusan desain grafis. Jadi jadi beranggapan desain grafis itu gampang atau mudah. Pelajari lebih dalam dan kembangkan kreatifitasmu tanpa batas.

Prinsip-prinsip dalam Ilmu Desain Grafis :

Kesederhanaan
Banyak pakar desain grafis menyarankan prinsip ini dalam pekerjaan desain. Hal ini sangat logis demi kepentingan kemudahan pembaca memahami isi pesan yang disampaikan. Dalam penggunaan huruf sebuah berita misalnya. Huruf judul (headline), subjudul dan tubuh berita (body text) sebaiknya jangan menggunakan jenis font yang ornamental dan njilimet, seperti huruf blackletter yang sulit dibaca. Desainer grafis lazim juga menyebut prinsip ini sebagai KISS (Keep It Simple Stupid). Prinsip ini bisa diterapkan dengan penggunaan elemen ruang kosong (white space) dan tidak menggunakan terlalu banyak unsur-unsur aksesoris. Seperlunya saja.

Keseimbangan
Keseimbangan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual. Prinsip keseimbangan ada dua, yaitu: keseimbangan formal (simetris) dan keseimbangan informal.

Keseimbangan formal memberikan kesan sempurna, resmi, kokoh, yakin dan bergengsi. Keseimbangan formal juga menyinggung mengenai konsistensi dalam penggunaan berbagai elemen desain. Semisal wana logo. Dalam desain kartu nama desain dibuat dengan full color (F/C). Tetapi dengan pertimbangan agar desain lebih variatif dan tidak membosankan, maka pada media desain yang berbeda Anda membuat logo tersebut dengan warna duotone. Nah, pada kondisi ini, gagasan variasi desain sebaiknya tidak diperlukan. Apa jadinya kalau logo tersebut adalah logo sebuah produk barang. Konsistensi juga sangat diperlukan sebagai kesan identitas yang melekat pada sebuah merek produk. Kita tidak mau konsumen sampai lupa pada produk yang dijual. Sedangkan keseimbangan informal bermanfaat menghasilkan kesan visual yang dinamis, bebas, lepas, pop, meninggalkan sikap kaku, dan posmodernis.

Kesatuan
Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Contohnya adalah ilustrasi, garis dan teks diberi raster sehingga memberikan kesan kesatuan terhadap pesan yang dimaksud.

Penekanan (aksentuasi)
Penekanan dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca, sehingga ia mau melihat dan membaca bagian desain yang dimaksud. Kalau dalam konteks desain surat kabar ini bisa dilakukan dengan memberikan kotak raster atas sebuah berita. Hal ini akan mengesankan pentingnya berita itu untuk dibaca oleh pembaca. Atau juga membesarkan ukuran huruf pada judul berita, sehingga terlihat jauh berbeda dengan berita lainnya. Penekanan juga dilakukan melalui perulangan ukuran, serta kontras antara tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif.

Irama (repetisi)
Irama merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni. Irama merupakan selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun yang sama. Desain grafis mementingkan interval ruang atau kekosongan atau jarak antar obyek. Misalnya jarak antarkolom. Jarak antar teks dengan tepi kertas, jarak antar 10 foto di dalam satu halaman dan lain sebagainya.

Beberapa software yang digunakan dalam desain grafis:

Desktop publishing

 Webdesign

 Audiovisual

 Rendering 3 Dimensi


 



 


 Desain Grafis Indonesia Yang Masih Tertinggal.

Meski desain grafis telah berkembang di Indonesia sejak alhir abad ke-18, pada perjalanannya kini desain grafis Indonesia masih jauh dari negara barat, termasuk negara asia seperti singapura, hongkong atau jepang. Permasalahan ketertinggalan desain grafis Indonesia tidak hanya menyangkut teknik dan mesin cetak, melainkan belum ditemukannya desain khas Indonesia. Masa keemasan desain grafis Indonesia sudah dimulai sejak awal abad ke-20 saat periklanan mulai marak di Indonesia, utamanya untuk aneka produk bumi dan import serta publik, seperti uang, perangko dan form. Sejak tahun 1930-an, Oxenaar (konsultan desain PTT) membuat revolusi desain untuk pos Belanda yang sangat maju dibanding dengan negara eropa lainnya. Desain karya belanda di Indonesia lebih ke arah etnis nusantara (tarian, benda seni, motis bias, dll, kadang dengan tampilan art deco.

Sayangnya setelah masa konfrontasi, sekitar tahun 1959 desain mengalami kemunduran dianggap dipakai sebagai media propaganda antibarat, sesuai peninggalan masa kedudukan Jepang. Kemunduran ini menjapai puncaknya tahun 1970-an ketika iklan dengan ilustrasi tangan mulai bergeser dengan iklan foto. Selain itu, Indonesia mulai dibanjiri dengan barang Amerika, yang banyak mempengaruhi pengiklan dan terus berlangsung hingga tahun 2000-an. Padahaldesain yang baik, tidak boleh terkotak-kotak, tapi harus ber-derless (tanpa batas). Sebagai negara besar sudah sepantasnya Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan negara lain.


Saya yakin desain khas Indonesia suatu saat nanti pasti muncul akibat tuntutan publik. Sayangnya, banyak perusahaan-perusahaan Indonesia malah justru lebih percaya pada pekerja asing seperti Singapura, Jepang atau Hongkong. Memang Indonesia masih sulit menciptakan satu gaya desain tersendiri akibat bentuk negara Indonesia yang memakai nation state, sehingga menghasilkan budaya yang beragam dan sulit dicari intinya.


Memang perlu waktu. Tapi harus diingat, kita punya satu bahasa pemersatu yang seharusnya bisa dijadikan pendekatan untuk mencari desain. Di sisi lain Indonesia masih banyak ketinggalan dalam segi teknik dan mesin cetak yang tidak memadai. Tak jarang, gara-gara kemampuan mesin cetak yang minim, sebuah desain tak jadi dibuat. Menjadi seorang Desain Grafis harus kompromi dan harus realistis.